Minggu, 14 November 2010

Strategi Pembelajaran Blended Learning

Blended learning merupakan strategi pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa (Harding, Kaczynski dan Wood, 2005). Kurtus (2004) menyatakan bahwa “blended learning is a mixture of the various learning strategies and delivery methods that will optimize the learning experience of the user”. Hal tersebut menyatakan bahwa blended learning adalah campuran dari berbagai strategi pembelajaran dan metode penyampaian yang akan mengoptimalkan pengalaman belajar bagi penggunanya. Pelaksanaan strategi ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web/blog, tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka (Elliot, 2002).


Blended learning is a hybrid of traditional face-to-face and online learning so that instruction occurs both in the classroom and online, and where the online component becomes a natural extension of traditional classroom learning. Blended learning is thus a flexible approach to course design that supports the blending of different times and places for learning, offering some of the conveniences of fully online courses without the complete loss of face-to-face contact”.

Menurut Colis dan Moonen (2001) seperti yang dikemukakan di atas, blended learning adalah campuran dari pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online, sehingga memungkinkan pembelajaran tidak hanya terjadi di kelas saja namun juga dapat dilakukan di luar kelas. Ini menunjukkan bahwa blended learning merupakan pendekatan yang fleksibel untuk merancang program yang mendukung dan tidak tergantung oleh waktu dan tempat untuk belajar. Pembelajaran ini menawarkan beberapa kemudahan karena pembelajaran online tidak sepenuhnya menghilangkan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran dengan blended learning ini akan lebih bermakna karena didukung oleh keragaman sumber belajar yang dapat diperoleh melalui internet. Strategi pembelajaran blended learning diterapkan atas asumsi bahwa tidak ada kelebihan mutlak dari metode tatap muka langsung maupun belajar online karena masing-masing tentu memiliki kekurangan dan kelebihan.

Selama ini, metode tatap muka masih menjadi cara terbaik untuk kegiatan pembelajaran (Damajanti Kusuma Dewi, 2008). Kelebihan utamanya adalah kuatnya interaksi antara guru dan peserta didik yang dapat menghadirkan lingkungan ideal untuk belajar. Kelemahannya adalah tidak setiap individu memiliki gaya dan kecepatan serta kebutuhan belajar yang sama. Sementara itu, pembelajaran online memiliki kelebihan dalam kekayaan sumber belajar yang diberikan, dimana guru dan peserta didik dapat mencapai sumber-sumber belajar yang sangat luas. Pembelajaran ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak adanya interaksi langsung antara guru dan siswa. Hal ini menyebabkan unsur-unsur non verbal dalam interaksi tidak tersampaikan secara sempurna (Graham, C., Allen, S., & Ure, D, 2005).

Strategi pembelajaran blended learning diterapkan guru karena tidak semua peserta didik mampu mengikuti pembelajaran online. Selain itu, guru juga dapat memberikan perhatian lebih pada siswa yang lemah, sehingga kualitas pembelajaran akan lebih maksimal. Beberapa guru menerapkan strategi pembelajaran blended learning untuk mengurangi kegiatan tatap muka dan mengalihkannya pada pembelajaran online apabila dalam pembelajaran banyak siswa tidak hadir pada metode tatap muka.

Masing-masing siswa mempunyai gaya dan kecepatan belajar yang berbeda-beda. Dalam kegiatan pembelajaran tatap muka, ada siswa yang cepat dalam menyerap materi, adapula yang membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan lainnya. Dengan strategi pembelajaran blended learning, peserta didik yang membutuhkan waktu lebih lama dalam menyerap materi dapat mempelajari kembali dengan mengakses secara online. Kemungkinan untuk menghadirkan pembelajaran dalam bentuk teks, gambar (diam maupun gerak) serta suara yang seringkali tidak bisa dilaksanakan dalam tatap muka akan memberikan kemudahan dalam penyerapan materi dengan lebih baik melalui pebelajaran online.

Strategi pembelajaran blended learning mengkombinasikan secara arif, relevan, dan tepat antara potensi face to face dengan potensi teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat berkembang saat ini, sehingga memungkinkan terjadinya :
  1. Pergeseran paradigma pembelajaran dari yang dulunya berpusat pada guru menuju paradigma baru yang berpusat pada siswa (student centered).
  2. Peningkatan interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, siswa/guru dengan sumber belajar lainnya.
  3. Konvergensi antara berbagai metode, media sumber belajar serta lingkungan belajar lain yang relevan.
Terdapat beberapa bentuk kontinum strategi blended learning, diantaranya sebagai berikut. Pertama, kebanyakan online penuh, tetapi ada beberapa hari tertentu dilakukan face to face baik di kelas atau di laboratorium komputer. Kedua, kebanyakan online penuh, tetapi siswa tetap belajar secara tatap muka dalam kelas atau laboratorium komputer setiap hari. Ketiga, kebanyakan belajar tatap muka di kelas atau laboratorium komputer, tetapi siswa dipersyaratkan mengikuti aktivitas online tertentu sebagai pengayaan atau tambahan. Kontinum itulah yang dapat dikembangkan dalam penerapan strategi pembelajaran blended learning. Untuk menyeimbangkan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran blended learning secara merata. Misalnya dalam satu minggu ada dua pertemuan, pertemuan pertama guru dapat menerapkan pembelajaran tatap muka dan pertemuan berikutnya guru dapat menerapkan pembelajaran online atau sebaliknya (Mohamad Noer, 2010).

2 komentar:

  1. Bagus, Terima kasih Informasinya. ini sangat memberikan wawasan saya di ranah pembelajaran yang fliksibel.

    BalasHapus
  2. Terimakasih sangat membantu 🤗

    BalasHapus